Headlines

Misteri

Fauna

Culture


Murambi Genocide Memorial Centre adalah situs sejarah yang terletak di Distrik Murambi, Rwanda. Tempat itu dulunya adalah sebuah gedung sekolah dengan nama Murambi Technical School. Gedung itu merupakan lokasi pembantaian dalam peristiwa genosida Rwanda yang terjadi pada tahun 1994. Saat itu terjadi perang saudara antara suku Tutsi dan Hutu. Hutu merupakan kelompok militan yang membenci Tutsi dan berniat menghabisi penduduk dari suku tersebut.
Pada peristiwa pembantaian yang terjadi pada 21 April 1995, 65.000 orang Tutsi melarikan diri ke Murambi Technical School untuk bersembunyi dari kejaran pasukan Hutu Interhamwe yang ingin membantai mereka. Tetapi mereka berhasil ditemukan dan akhirnya dibantai di tempat oleh pasukan Hutu. Sekitar 45.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak terbunuh pada peristiwa itu. Sisanya berhasil melarikan diri, tetapi kebanyakan berhasil ditangkap kembali dan dibunuh. Untuk menutupi perbuatannya dari mata dunia internasional, pasukan Hutu mengubur jasad puluhan ribu korban mereka di satu lubang raksasa dan mendirikan sebuah lapangan voli di atasnya.
rtwr
Photo by www.wildwhispersafrica.com
rwr
Photo by opentravel.com /Melanie Kotsopoulos
ree
Photo by www.newtimes.co.rw

Sekarang gedung sekolah yang menjadi lokasi pembantaian itu diabadikan sebagai memorial center merangkap museum genosida yang dibuka untuk umum. Para pengunjung yang datang ke sana akan didampingi oleh pemandu yang dengan senang hati memberikan penjelasan mengenai riwayat sejarah tempat itu.
Sejumlah kerangka dan jasad para korban yang dimumikan ikut dipertontonkan. Mumi-mumi tersebut diletakkan di dipan-dipan. Sementara tengkorak dan baju-baju para korban diletakkan di rak-rak yang ada di sudut ruangan.

Sumber : http://www.merdeka.com/gaya/sekolah-ini-menyimpan-mumi-korban-perang-saudara-rwanda.html

SETIAP manusia yang hidup di dunia ini, masalah silih berganti selalu datang dan pergi dengan sendirinya. Baik masalah ringan sampai yang berat.
Karena masalah manusia menderita depresi, sakit bahkan sampai ada yang nekat menghentikan hidupnya dengan bunuh diri.

Tapi hal ini tidak berlaku bagi Ahmad Suroto (14), bocah kelas V SD Negeri 3 Sanggreman asal Desa Sanggreman Kecamatan Rawalo Banyumas, yang mempunyai kekurangan yakni tidak punya kaki dan tangan, namun tetap semangat untuk menjalani hidup meski dirinya mempunyai kekurangan fisik.

Kelainan yang dideritanya sejak lahir, membuat bocah laki-laki berambut cepak itu, dalam keseharianya untuk berjalan ke sekolah yang berjarak sejauh 1,5 kilometer ataupun bermain dengan teman sebayanya dia menggunakan kaki palsu dan tanpa tangan.

Lahir dengan keadaan cacat permanen tanpa ada kejelasan medis, tidak membuat orangtuanya patah semangat membesarkan Ahmad. Melalui kasih sayang orang tua dan saudara kandungnya, bocah yang akrab dipanggil mamat kecil itu tumbuh dan besar dalam limpahan cinta dari keluarganya.

Ibu Ahmad, Ruswati (38) menceritakan, sebelum putera keduanya lahir, dia tidak mempunyai firasat apapun itu terkait kelahiran putera keduanya yang mempunyai kekurangan kondisi fisik.

"Empat belas tahun lalu, selama 9 bulan mengandung Ahmad, semuanya berjalan dengan normal, tidak ada tanda-tanda kelainan yang saya alami, bahkan setiap periksa ke dokter, dinyatakan sehat bayinya. Memang dulu saya tidak pernah cek USG, namun setelah lahirnya dia (Ahmad) dengan kondisi yang mempunyai kekurangan, pertama kali saya melihatnya memang sangat sedih dan tidak tega untuk melihatnya,"kata Ruswati sembari mengusap kepala putra kedua kesayanganya itu.

Dia menambahkan, saat mengetahui putra keduanya yang lahir tanpa kaki dan tangan, selama beberapa saat, dia bertanya-tanya kenapa bisa terjadi kondisi hal tersebut.

Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, keluarga dan beberapa orang dekatnya untuk tetap bersemangat dan mengasihi anak kandungnya itu pun, membuat ibu dari Ahmad lambat laun bisa menerima keadaan dari sang anak yang mempunyai kekurangan atau berkebutuhan khusus.

"Memang saya dulu sempat bertanya-tanya, ada apa dengan anak saya ini, apa yang membuat anak saya terlahir mempunyai kekurangan cacat fisik seperti ini. Namun, saya menerima anak ini sebagai titipan allah dan akan selalu merawat dan menjaganya hingga besar nanti,"ungkapnya.

Ahmad sudah 4 tahun berjalan dan beraktivitas dengan kaki palsunya. Menurut ibunya, Ahmad adalah anak yang paling berani dan luar biasa. Ahmad dalam keseharianya seperti anak-anak seumuranya, pandai bergaul dan tidak memiliki masalah dengan teman-temanya.

Bahkan, Ahmad yang sangat menyukai permainan sepakbola itu, sering kali setiap sore bermain bola ataupun bersepeda dengan teman-teman seumuranya di lapangan yang tidak jauh dari kediamanya.

"Walaupun saya tidak memiliki kaki tidak akan menghentikan saya untuk bisa bermain bola dan naik sepeda ," begitu ucap Ahmad dengan nada yang penuh ketegasan.

Ketika ditanya negara mana yang menjadi favorit dan keluar menjadi juara pada gelaran piala Dunia 2014 ini, Bocah yang merupakan penggemar tim sepakbola Brazil itu pun, dengan mantap menjawab, Argentina memang favorit saya, tapi Brazil bisa juara.

"Brazil itu banyak pemain bagus, ada neymar dan oscar, tapi saya paling suka sama pemain argentina messi,"jelasnya.

Ahmad sudah sejak empat tahun lalu sudah dilengkapi dengan kaki palsu baru yang diperoleh dari bantuan Rumah sakit Islam Purwokerto, dengan bergerak sendi lutut, yang benar-benar membantunya.

"Tanpa pakai kaki palsu, saya masih bisa lari kok, apalagi buat main bola, masih bisa untuk gocek bolanya itu,"kata Ahmad.

Namun, saat ini, satu pasang kaki palsu itu pun ukuranya mulai sesak. Maka dari itu, dia berharap kepada siapa saja yang bisa membantu untuk memberikan bantuan kepadanya.

"Sepatu ini sudah mulai sesak, memang masih bisa digunakan, saya harap ada yang bisa bantu,"jelasnya.

Bocah yang tinggal di lingkungan keluarga yang sederhana itu pun, dalam keseharianya juga menyukai memelihara beberapa jenis burung. Hal itu dilakukan juga untuk mengisi waktu luangnya setelah usai bersekolah.

"Saya memang suka pelihara burung kutilang dan dara ini, pelihara dari kecil sampai agak besar, nanti burung ini saya jual dan uangnya di tabung untuk beli perlengkapan sekolah," ungkapnya.

Menurutnya, meski dia tidak mempunyai tangan dan kaki, Ahmad masih bisa melakukan menulis, menggambar ataupun membantu mengangkat sesuatu.

"Saya tidak akan pernah menyerah dan akan berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam hidup saya. Saya  hanya ingin memberitahu kalian bahwa dengan keadan seperti saya ini bukanlah akhir segalanya,"jelasnya.

Dia mengakui, yang terpenting adalah bagaimana setiap orang mengakhiri sesuatu. Mengakhirinya dengan tegar. Dan setiap orang akan menemukan kekuatan untuk menjalani hidup di dunia ini, meski mempunyai kekurangan.

"Sejujurnya saya masih berdoa diberi Tuhan tangan dan kaki. Tapi saya tidak akan berkecil hati kalu Tuhan tidak memberinya untuk saya. Tidak berarti saya kecewa, saya akan tetap bahagia dan baik-baik saja untuk menjalani hidup,"jelas Ahmad.

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2014/06/15/meski-tak-punya-tangan-dan-kaki-bocah-kelas-v-sd-ini-tetap-bersemangat

Apa yang Anda komentari setelah melihat sosok remaja pria ini? Ingin tertawa karena melihat potongan rambut yang ia miliki atau melihat ekspresi dirinya saat di foto.

 Dibalik penampilannya yang lusuh dan aneh, ternyata ia menyimpan kisah menyedihkan yang mungkin jarang dialami oleh kebanyakan orang. Remaja pria yang tidak disebutkan namanya karena ia masih di bawah umur ini sedang menjadi perbincangan banyak netizen khusunya di Filipina.

 Beberapa waktu lalu foto pria yang berasal dari Olongapo, Filipina ini diunggah oleh salah satu warga Filipina yang merasa kasihan karena pemuda tersebut merupakan tunawisma, ia berharap setelah memposting foto pemuda ini di Facebook akan membantu ia menemukan kerabat maupun keluarganya. Seperti dilansir altervista.org ternyata pemuda ini sedang menderita gangguan mental yang dideritanya sejak ia mengalami trauma saat berusia 7 tahun. Pada usia yang masih muda ia kehilangan seluruh keluarganya yang meninggal secara tragis, ia adalah satu-satunya orang yang selamat saat pembantaian oleh sekelompok pengusaha jual-beli ilegal yang bekerja sama dengan keluarganya.

 Kesedihannya tidak hanya sampai disitu, ia harus kehilangan semua harta orang tuanya yang tersisa. Menurut sekelompok pembantai, pemuda ini sudah tidak mempunyai hak atas harta dan rumahnya karena sudah diklaim oleh bank. Setelah kejadian itu, pemuda ini benar-benar hidup sendiri tanpa memiliki rumah dan uang, ia pun hanya tidur di trotoar dan mencari sisa makanan di tempat sampah untuk mengisi perutnya.

Kesedihannya pun bertambah saat beberapa orang menjahilinya dengan mencoba memotong rambutnya untuk bereksperimen, dengan uang dan makanan sebagai upah yang diberikan pemuda tersebut pun menerima tawarannya. Sayangnya tidak ada upah yang didapat, malahan pemuda ini menjadi bahan tertawaan karena mendapat potongan rambutnya yang aneh. Tidak hanya ditertawakan ia pun mendapat perlakuan jahat seperti dipukuli oleh beberapa orang karena hal sepele.

 Warga Olongapo pun mengupload foto pemuda tersebut agar ada orang yang mengenalinya. Tragisnya, beberapa orang malahan menjadikan foto pemuda dengan potongan rambut aneh itu untuk dijadikan bahan lelucon.

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2060240/kisah-tragis-pemuda-dengan-potongan-rambut-aneh

Prinsip kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda mungkin selalu dipegang oleh pria asal India, Shyam Babu Subudhi. Bagaimana tidak, Subudhi selalu ikut dalam pemilihan umum parlemen di negaranya sejak tahun 1962, tetapi belum pernah sekali pun dia memenangkan pesta demokrasi itu.

Dilansir dari kantor berita BBC akhir pekan kemarin, Subudhi yang kini telah berusia 78 tahun, kembali maju untuk kali ke-13 dalam Pemilihan Umum parlemen. Bahkan, di Pemilu kali ini, dia sesumbar memiliki kesempatan besar akan ditunjuk sebagai Perdana Menteri India selanjutnya.

"Publik sudah muak dengan keberadaan pemimpin saat ini, yang kerap berganti partai ketika mereka tidak diberi kesempatan untuk maju dalam Pemilu oleh partainya sendiri," kata Subudhi.

Sementara dia melihat dirinya berbeda. Subudhi selalu setia mencalonkan diri dalam Pemilu secara independen dan tidak tertarik untuk bergabung dengan partai politik mana pun di India.

Dalam Pemilu yang digelar pada Senin, 7 April 2014 kemarin, dia mewakili dua konstituen yakni Berhampur yang terletak di timur negara bagian Odisha dan Aska.

Dia mengenang, titik pencapaian kariernya dalam Pemilu yakni di tahun 1966 silam. Saat itu, dia bertarung dalam Pemilu dengan mantan PM India, PV Narasimha Rao dan ayah dari Kepala Menteri wilayah Odisha, Biju Patnaik. Patnaik diketahui merupakan pemimpin politik yang terkenal dalam sejarah, khususnya setelah India merdeka.

Ketiganya berebut agar bisa memperoleh kursi mewakili Berhampur.

Ditanya motivasinya berada di ring politik, Subudhi menjawab ingin mengakhiri korupsi yang merajalela di India. Namun, bagaimana mungkin dia bisa mewujudkan janji itu, apabila dia tidak didukung suatu partai politik?

"Saya yakin saya akan memperoleh dukungan dari banyak anggota parlemen lainnya," ujar Subudhi percaya diri.

Dia pun berjanji juga akan membuat aturan untuk membatasi agar calon anggota parlemen tidak boleh berusia di atas 60 tahun. Selain itu, dia juga berniat untuk mengakhiri praktik anggota parlemen boleh mewakili lebih dari satu konstituen.

Kampanye yang digunakan Subudhi tergolong unik. Dia tidak menggunakan atribut kampanye yang mewah dan megah seperti layaknya kampanye calon anggota parlemen India lainnya. Dia bahkan menyambangi konstituennya dengan berjalan kaki, mengayuh pedal sepeda, atau bahkan mendorong gerobak.

Publik pun cepat akrab dengan sosok Subudhi, karena penampilan fisiknya. Ke mana pun dia pergi, Subudhi kerap mengenakan topi, jenggot yang tidak dicukur rapih, tas hitam menggembung dan jas usang. Walau cuaca panas sekali pun, jas usangnya itu tetap dia kenakan.

Kendati tidak menggunakan kampanye mewah, namun dana yang dia habiskan cukup besar yakni mencapai 500 ribu Rupee atau setara Rp94 juta.

Pihak keluarga menyebut, tidak ada sepeser pun uang dari keluarga mengalir untuk dana kampanye Subudhi. Mereka sama sekali tidak terganggu dengan seringnya Subudhi ikut serta dalam Pemilu parlemen, tetapi kalah.

"Dia menghabiskan dana kampanye yang dia peroleh sendiri dari kerja kerasnya. Dia juga tidak pernah meminta bantuan kepada orang lain," ujar salah satu menantunya, Rashmita.

Penghasilan sehari-harinya diperoleh dari praktik pengobatan alternatif yang dibuka di rumahnya dan aset properti yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya. Sehingga, Subudhi tidak pernah kehabisan uang untuk membiayai kampanye Pemilunya.

Sayang, di mata sahabat baiknya, Venkat Bihari Praharaj, masih banyak publik yang menganggap keberadaan Subudhi di Pemilu kali ini dengan sebelah mata. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap Subudhi terobsesi lantaran ingin masuk ke Guiness Book of Records atau rekor dunia sebagai pria yang paling sering maju dalam Pemilu.

"Permasalahannya yaitu publik lebih memilih partai ketimbang individu sebagai calon anggota parlemen," kata Praharaj.

Kita lihat saja apakah keikutsertaan Subudhi kali ini dapat tembus parlemen India. Mengingat kebiasaan publik India dari tiap Pemilu tidak mengalami perubahan yang signifikan.

 Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/494988-belasan-kali-maju-pemilu--pria-india-ini-selalu-kalah

Kampanye calon legislatif dari pintu-ke-pintu adalah hal yang biasa. Namun seorang caleg di India melakukan terobosan dengan kampanye dari jendela ke jendela. Berpakaian ala Spiderman, dia memanjat apartemen dan menyapa warga dari jendela.

Diberitakan Channel News Asia pekan ini, caleg tersebut adalah Gaurav Sharma, mantan pelatih bela diri bagi polisi Mumbai ini maju sebagai calon independen. Mengenakan kostum Spiderman, dia menekankan jargon yang terkenal dari super hero ini, "dengan kekuatan yang besar, ada tanggung jawab yang besar juga."

Hanya menggunakan tangan kosong, Sharman menunjukkan keahliannya memanjang gedung. Dia melongok ke jendela dan balkon apartemen warga untuk meminta dukungan. Dia berharap, warga memandangnya sebagai pahlawan sekaligus sahabat bagi masyarakat yang bisa menyelesaikan masalah mereka.

"Saya menjalani latihan dan ingin masyarakat bisa berhubungan dengan orang yang telah berlatih sepanjang hidup dan tidak pernah menyerah ini, saya selalu mencapai kesuksesan," kata dia.

Dia mencalonkan diri menjadi caleg di konstituen Mumbai Selatan yang akan menjalani pemilu pada 24 April mendatang. India menggelar sembilan tahap pemilu dengan jumlah pemilih terbesar di dunia, lebih dari 800 juta orang.

Cara Sharma ini cukup memukau para warga yang langsung terpikat dan ingin memilihnya. "Dia pergi ke rumah-rumah melalui jendela dan coba mengatasi masalah. Saya jelas akan memberi kesempatan pada kandidat seperti ini," kata warga Mumbai Archana Jain.

Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/495082-caleg-spiderman-di-india-kampanye-dari-jendela-ke-jendela

Shivanath Sahu dan saudara kembarnya Shivram Sahu sudah terikat satu sama lainnya sejak keduanya dilahirkan. Namun, mereka menyatakan ingin tetap hidup bersama seperti itu selamanya.
Kembar siam berusia 12 tahun itu dilahirkan dengan tergabung di bagian pinggang mereka. Keduanya berbagi dua kaki serta empat lengan dan dipercaya berbagi perut yang sama. Namun, keduanya memiliki paru-paru, hati dan otak sendiri, seperti dilansir situs the Huffington Post, Jumat (11/4).
Beberapa dokter percaya mereka bisa memisahkan keduanya dengan berhasil. Tetapi keduanya bertekad untuk tetap bersama-sama.
"Kami tidak ingin terpisah," kata Shivram kepada Barcroft TV. "Kami akan tetap seperti ini bahkan ketika kami sudah tua nanti. Kami ingin hidup seperti apa adanya."
Shivanath dan Shivram telah membuat kehebohan ketika mereka dilahirkan di sebuah desa kecil di dekat Kota Raipur, di mana beberapa orang di desa itu menyembah mereka sebagai sebuah inkarnasi dari dewa, seperti dikutip koran the Daily Mail.
Kembar siam bisa terjadi dalam satu dari 200 ribu kelahiran, dengan sekitar setengahnya meninggal saat masih berada di dalam rahim.
Meskipun mengalami cacat tubuh serius, Shivanath dan Shivram telah berhasil mengalahkan berbagai rintangan. Mereka hidup seperti biasa, saling berkerja sama untuk mandi, berpakaian dan menyisir rambut mereka masing-masing.
Mereka juga berhasil untuk berkeliling di sekitar desa mereka yang kecil di India bagian tengah dengan cukup baik.
"Kami telah mengajari diri kami sendiri dengan segala hal. Kami tidak bermasalah saat pergi ke sekolah dengan sebuah sepeda dan bermain kriket," ujar Shivanath, seperti dikutip the Daily Mail.
Ayah mereka, Raj Kumar, 45 tahun, mengatakan keduanya juga merupakan siswa yang sangat pintar. Dia percaya kendati keduanya selalu bersikap positif, kehidupan telah memberikan anak-anaknya banyak tantangan.
"Selama musim hujan akan sulit bagi mereka untuk berjalan dan ketika salah satunya ingin duduk, maka saudara kembarnya harus berbaring. Tapi mereka tidak saling melawan. Keduanya memiliki pendapat yang sama dan jika salah satu berkata dia ingin bermain, maka lainnya akan setuju," ucap Kumar, seperti dikutip the Mirror.
"Tuhan telah menciptakan mereka seperti ini jadi mereka akan berjalan seperti yang mereka ingin lakukan. Mereka akan tetap seperti ini. Saya tidak ingin hal lainnya," lanjut dia.
Dr.Krishan Chugh, seorang dokter anak dari Rumah Sakit Fortis Memorial Research Institute di Kota Gurgaon, Negara Bagian Haryana, telah melihat foto-foto dari si kembar. Dia mengatakan bahwa meski pemisahan tidak mungkin dilakukan, tapi jika harus pun maka kemungkinan dua kaki itu akan menjadi milik Shivram, sementara Shivanath akan ditinggalkan menjadi seorang yang lumpuh, seperti dikutip situs GADailynews.com.
Chugh memahami kenapa si kembar dan ayah mereka mungkin tidak ingin adanya operasi pemisahan, tapi hal ini bisa berubah ketika Shivanath dan Shivram semakin tua.
"Mereka saat ini masih berusia 12 tahun dan mereka pasti akan melihat orang lainnya berjalan di sekitar mereka sebagai seorang individu dan terpisah secara mental dan fisik," ucap Chugh, menurut GADailyNews. "Seberapa banyak mereka termotivasi untuk menjadi seperti yang lainnya adalah suatu hal yang harus kita coba dan bantu."

Sumber : http://www.merdeka.com/dunia/kembar-siam-asal-india-tolak-dipisahkan.html

Mulianya hati bocah lelaki berusia 7 tahun yang bernama Chen Xiaotian. Ia memiliki keinginan terakhir menyumbangkan ginjal untuk sang ibunya bila ajal menjemputnya.

Chen didiagnosa mengalami tumor otak ganas ketika berusia 5 tahun. Ia mulai kehilangan penglihatannya pada tahun ini ketika tumor menekan saraf optiknya. Sementara sang ibu menderita uremia yang bisa sembuh dengan transplantasi ginjal seperti dilaporkan Shanghai Daily, Jumat (4/4/2014).

Chen berkeinginan keras agar ibunya menerima ginjalnya jika ia meninggal.

Enam jam setelah Chen meninggal, operasi transplantasi ginjal akhirnya dilakukan di Tongji Hospital, Jingzhou City, pada pukul 10.00 waktu setempat. Dokter bedah, Chen Gang, mengatakan kepada ibunya akan sembuh total dan dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke bangsal lain dalam waktu kurang dari seminggu.

Chen tak hanya menyumbangkan ginjalnya ke sang ibu. Satu ginjal lainnya ia sumbangkan ke wanita berusia 21 tahun dan hatinya kepada pria berusia 27 tahun. Keduanya juga sudah selesai melakukan operasi.

Sumber: