Headlines

Misteri

Fauna

Culture

» » » » » Penemuan Spesies Baru, Ikan Pari Berpola Macan Tutul


Satu lagi keanekaragaman laut di perairan Indonesia ditemukan. Kali ini, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan spesies baru ikan pari unik, tubuhnya memiliki titik-titik seperti pola pada macan tutul. 

Karena keunikannya itu, spesies baru ikan pari itu dinamakan ikan pari tutul kecil (Himantura tutul). Dalam bahasa Inggris, ikan ini disebut Fine-spotted whipray. 

Adalah Irma Shita Arlyza, peneliti molekuler ikan pari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang menemukan ikan pari unik itu. Temuan itu menambah tiga kerabatnya yakni Himantura leoparda, Himantura uarnak, dan Himantura undulata. 

Saat ditemui di kantor LIPI, Jakarta, Kamis 3 April 2014, Irma mengungkapkan ikan pari tutul itu ditemukan pada empat lokasi berbeda yaitu Laut Jawa, kawasan perairan Singaraja Bali Utara, kawasan perairan selatan Jawa dan Selat Sunda.

Proses pengumpulan sampel ikan pari yang dilakukan di empat lokasi itu berlangsung dari 2006 hingga 2008.

"Setelah itu, kemudian dianalisis dengan pendekatan molekuler dengan mengurutkan DNA, dan kemudian baru diputuskan sebagai spesies baru pada 2012," kata dia.

Dia menjelaskan, keunikan pola titik pada ikan pari tutul berbeda dengan kerabat lainnya. Jika Himantura lain memiliki pola titik segi empat, segi lima beraturan layaknya sarang lebah, namun ikan pari tutul kecil ini memiliki pola tutul yang tak beraturan. 

Meski temuan ini cukup menggembirakan dalam hal keanekaragaman hewan laut, Irma memperingatkan potensi hilangnya spesies ini. Para nelayan di berbagai tempat telah lama mengetahui ikan pari memiliki nilai komoditas. Misalnya, kulitnya dimanfaatkan sebagai tas atau dompet, dan dagingnya dikonsumsi. 

Ia menyarankan agar pemerintah mulai membatasi eksploitasi dan memberikan alternatif perlakuan pada ikan ini, misalnya dilestarikan untuk pariwisata mengingat pola titiknya yang unik.  

"Kenapa perlu dibatasi? Sebab, saat ini produk ikan pari makin berkurang, jika terus dieskploitasi, dikhawatirkan spesies ini akan hilang," ujar dia. 

Irma kemudian mengajukan data statistik ekspor perikanan. Untuk komoditas ikan pari makin berkurang dari tahun ke tahun. "Ikan pari termasuk 10 komoditas besar perikanan kita," ujarnya. 

Namun, ia mengakui, nilai komoditas pada ikan pari memang sudah menjadi incaran nelayan. Untuk itu, selain pembatasan, menurut Irma, sah-sah saja nelayan mengambil ikan pari, meski ia menyarankan untuk mengambil jenis yang sudah melewati masa matang.

"Ikan pari punya masa matang reproduksi 5-10 tahun, ya ambil saja yang sudah melewati itu, karena masa usia ikan pari itu 25 tahun," kata dia. (art)

Sumber:

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply